Selasa, 20 September 2011

CERPEN


Cinta Sejati Tak Harus Memiliki
Dhea melangkahkan kakinya keluar dari halaman rumah untuk pergi mencari makan. Saat itu hari sangat cerah sehingga apa pun yang di lakukan terasa menyenangkan. Dhea pergi bersama teman-temannya. Di tengah jalan Dhea bertemu dengan seorang lelaki yang tak di kenal. Lelaki itu berlarian mengejar Dhea. Teman-temannya pun bingung apa yang tengah di lakukan oleh lelaki tersebut. Buat apa dia mengejar-ngejar mereka.
 Dhea langsung bertanya kepada lelaki tersebut “Ada apa kamu mengejar kami seperti itu? Apa kami punya salah yang membuatmu tersinggung ataupun marah?” Tanya Dhea dengan wajah kebingungan.
 “Tak ada masalah apapun yang kalian perbuat kepadaku. Aku hanya ingin berkenalan denganmu.” Jawab lelaki tersebut dengan lantang.
“Kenapa kamu ingin berkenalan denganku? Jawab Dhea lagi.
 “Wajahmu membuatku teringat dengan seseorang. Dan tak ada salahnya kan aku berkenalan denganmu. Kamu sangat cantik dan membuatku terpesona melihatmu.” Jelas lelaki tersebut.
 “Siapa orang itu. Lantas siapa namamu?” Tanya Dhea ingin tahu.
 “Orangnya adalah mantan kekasihku dulu yang telah meninggal dunia karena kecelakaan pesawat. Dan perkenalkan namaku Dimas. Kalau boleh tahu siapa nama kamu?” Pinta Dimas.
“Perkenalkan namaku Dhea.” Jawab Dhea.
Setelah perkenalan itu, tanpa pamit Dhea langsung meninggalkan Dimas begitu saja. Dhea tak enak kepada teman-temannya yang telah menunggu lama. Mereka langsung menuju tempat makan. Sesampainya di tempat makan, mereka hanya memesan makanan untuk di bawa pulang karena hari sudah sangat panas. Keesokkan harinya saat pulang sekolah, Dhea bertemu dengan Dimas lagi. Entah kenapa setelah perkenalan mereka. Dhea dan Dimas sering bertemu. Dan akhirnya mereka dekat.
Ternyata kedekatan mereka selama sebulan membuat Dimas diam-diam menyukai Dhea. Awalnya Dimas tak ingin mengungkapkan perasaannya kepada Dhea karena dia takut kalau nantinya Dhea akan marah kepadanya.
 Namun, stelah memendam perasaan cukup lama Dimas akhirnya mengungkapkan perasaannya karena Dhea selalu dekat dengan lelaki lain yang membuat Dimas cemburu dan tidak tahan melihatnya. Dimas mengajak Dhea bertemu di sebuah café yang bernama café I Love You. Dan tanpa basi-basi setelah mereka sampai, Dimas langsung mengungkapkan perasaannya.
“Dhea, selama ini aku telah memendam perasaanku padamu. Aku ingin kamu mengetahui kalau sebenarnya selama ini aku menyukaimu.” Ucap Dimas dengan keberanian.
 “Apa? Kamu suka padaku. Kenapa kamu tak bilang padaku. Padahal selama ini aku juga menyukaimu.” JAwab Dhea.
 “Maafkan aku. Aku selama ini memendam perasaanku karena aku tak ingin kamu marah padaku.” Jelas Dimas.
“Apa yang membuatmu berpikir bahwa aku akan marah padamu jika kamu mengatakan petasaanmu kepadaku? Aku tak akan pernah marah padamu karena aku sangat mencintai dan menyayangimu.” Jawab Dhea.
 “Lalu, apa setelah ini kamu mau menjadi kekasihku?” pinta Dimas.
“Kenapa tidak? Aku juga menyukaimu kenapa aku harus menolakmu? Ya, aku mau menjadi kekasihmu. Tetapi, aku harap kamu tak mempermainkan perasaanku.” Jawab Dhea dengan senang hati.
“Tentu saja aku tak akan menyakitimu karena aku sangat menyayangi dan mencintaimu. Aku tak ingin melihatmu sedih.” Jawab Dimas meyakinkan Dhea.
 Akhirnya sejak saat itu mereka jadian dan selalu bersama. Kemana pun Dhea pergi Dimas selalu bersama Dhea untuk menemani dan menjaga Dhea. Hubungan mereka membuat mereka nyaman dan bahagia. Dhea juga merasa beruntung telah memiliki seorang kekasih seprti Dimas. Telah lama Dhea memimpikan seorang lelaki seperti Dimas akan tetapi Dhea baru saja menemukannya.
Setelah 4 bulan pacaran, Dimas tiba-tiba menghilang. Dhea tak tahu kemana Dimas pergi. Saat itu Dhea merasa kehilangan dan sangat sedih sekali. Sekian lama Dhea mencari dan ke berbagai tempat dia kunjungi, Dhea tak kunjung menemukan Dimas.
Dalam hati Dhea bertanya “Kemana Dimas sebenarnya? Apa yang membuatnya tiba-tiba menghilang dariku? Apa aku telah  berbuat kesalahan yang membuatnya marah sehingga dia memutuskan untuk meninggalkanku begitu saja?” Dea bertanya tanpa tahu sebenarnya siapa yang harus dia tanyakan.
Dhea menyimpan pertanyaannya dalam hati dan terus berusaha untuk mencari Dimas. Namun, sebulan setelah Dimas menghilang, sebuah kabar buruk di terima oleh Dhea. Kabar itu berasal dari rumah sakit. Ternyata rumah sakit memberitahukan kepada Dhea bahwa Dimas telah meninggal dunia karena penyakit kanker otak yang di deritanya selama 3 tahun. Dhea pun terkejut. Tak tahu apa yang harus dia lakukan setelahmendengar berita tentang kepergian Dimas yang sangat membuatnya hancur. Dhea tak bisa menerima kalau orang yang dia cintai telah pergi meninggalkannya untuk selamanya  tanpa meninggalkan pesan terakhir. Tak tahu apa yang bisa Dhea lakukan tanpa dukungan dari Dimas. Kini hari-harinya di lalui dengan kelesuan dan tak ada semangat yang tampak di wajah Dhea.
 Dhea yang dulu tampak ceria kini hanya kemurungan yang bisa tampak dari raut wajahnya. Setelah 2 tahun Dimas meninggal, Dhe amemutuskan untuk memulai hidupnya yang baru. Dhea mulai membuat sebuah novel dari pengalaman hidupnya. Dhea mampu menyelesaikan novelnya selama 5 bulan. Dan akhirnya Novel itu di terbitkan dan Dhea pun menjadi penulis yang sangat terkenal karena novelnya yang sangat indah dan dapat membuat pembacanyaikut merasakan apa yang dia rasakan di dalam novel tersebut. Sejak Dhea menjadi orang yang terkenal hidupnya menjadi bahagia. Selesai…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar